Monday

Tips Pembudidayaan Lily


Secara alami Lily berkembang biak dengan umbi. Akan tetapi pembudidayaan dengan menggunakan umbi sering mengalami kegagalan ketika akar atau umbi Lily terkena pembusukan. Kultur jaringan adalah salah satu usaha pembudidayaan bunga Lily. Teknik ini dapat mengembakbiakkan  tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas dan lebih tahan terhadap hama penyakit. Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi sel yang berbunyi “setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai.



Alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan Lily yaitu : laminar air flow cabinet (LAFC), autoklaf elektrik, botol kultur, alat diseksi (pinset, skalpel), rak dorong, petridis, erlenmayer, gelas ukur, hansprayer, lampu bunsen, gunting, kamera, beaker glass, timbangan digital, hot plate, magnetik stirrer, pH meter, kulkas, pipet tetes, pipet lurus, poci ukur, alat pencuci, spatula, stopwatch, ember, dan sendok.
             Bahan-bahan yang digunakan yaitu : unsur hara makro, unsur hara mikro, unsur hara besi, vitamin, zat pengatur tumbuh (ZPT), sukrosa, gula pasir, agar-agar/gelrite, tisu, alkohol 96 %, alkohol 70 %, klorok, spirtus, mata pisau, eksplan bunga lili, bakterisida, detergen, fungisida, air kran, air destilata, air destilata steril, plastik wraffing, karet gelang, kertas label, spidol, korek api, NaOH, dan HCL.

Prosedur Pelaksanaan.

Sterilisasi di luar laminar dimulai dengan mencuci eksplan pada air mengalir selama 45 menit. Eksplan lili kemudian direndam sambil digoyang dalam larutan detergen 2 gram/100 ml selama 30 menit dengan menggunakan shaker, lalu membilasnya pada air mengalir dan 1 kali air destilata pada bilasan terakhir. Pembuatan alkohol 80 % menggunakan metode pengenceran dari alkohol yang tersedia 96 %, sedangkan pembuatan klorok 5 % yaitu dengan mengambil klorok 26,25 ml atau dibulatkan 26 ml (yang diperoleh dari pengkalian bahan aktif dari klorok yaitu 5.25 % dengan 5 %) kemudian ditambah air destilata sampai 100 ml. Eksplan kemudian direndam dan digoyang dalam larutan fungisida 1 gram/100 ml, bakterisida 1 gram/100 ml dan rifamficine ½ tablet/300 ml selama 30 menit pada shaker. Eksplan kemudian dibilas dengan air mengalir sampai bersih dan 2 kali air destilata pada bilasan terakhir. Eksplan lili kemudian dilakukan sterilisasi di dalam laminar dengan merendam dan menggoyang eksplan dalam larutan alkohol 80 % selama 3-5 menit kemudian direndam sambil digoyang dalam larutan klorok 5 % selama 10 menit lalu dibilas dengan air destilata steril 5 kali @ 5 menit kemudian eksplan ditiriskan.

    Eksplan lili yang sudah disterilisasi kemudian dipotong menjadi beberapa jenis eksplan yang berasal dari kuncup bunga yaitu anther, tangkai anther, putik, ovari, dasar bunga, petal dan tangkai bunga. Eksplan disimpan pada petridis bertisu basah lalu ditanamkan dengan pinset steril pada media (MS + ZPT TDZ dan NAA ). Botol kultur setelah selesai penanaman diberi keterangan (nama eksplan dan tanggal inisiasi) lalu menyimpannya di ruang inkubasi dalam kondisi gelap pada suhu 28oC dan kelembaban 70 % sampai terbentuk kalus yang sempurna.








1 comment: