Tuesday

Sang Ratu Bunga

Nama mawar berasal dari bahasa Latin, Rosa. Mawar merupakan ratu bunga, suatu anugrah yang diberikan oleh Dewi Bunga, Cloris.  Dalam legenda, Dewi Aphrodite pun menghadiahkan sekuntum mawar untuk putranya, Eros, sang Dewa Cinta. Sejak itu mawar menjadi symbol cinta dan hasrat. Eros kemudian memberikan mawar dari ibunya tersebut pada Harpocrates, Sang Dewa Kesunyian untuk merayunya supaya tidak menggosipkan keteledoran ibunda Sang Eros. Sejak itu juga mawar menjadi lambang kesunyian dan kerahasiaan. Pada abad pertengahan sekuntum mawar dijuntaikan dari atap ruang dewan, sebagai ikrar semua anggota untuk merahasiakan sesuatu atau di bawah sumpah rosa.
Kesaksian pertama kali  yang kita telusuri ke belakang tentang bunga mawar pada masa Mesopotamia kuno adalah dari raja Sargon I, yang mengatakan bahwa, Raja Akkadian (2684-2630 sM) pernah membawa tumbuhan merambat, daun ara dan pohon mawar dalam perjalanannya kembali dari ekspedisi militer di sungai Tigris. Menurut Herodutus, mawar dikenalkan di Yunani oleh raja Midas Phirgygia  yang diperkirakan hidup di Asia Minor sekitar tahun 300 sM.
Di China, dalam ajaran Konfucius, ia menuliskan bahwa selama hidupnya (551-479 sM) kerajaan China telah  memiliki enam ratusan buku mengenai budaya mawar di perpustakaannya. Masyarakat China pada abad 5 sM telah menyaring minyak mawar dari tumbuhan yang tumbuh di kebun istana. Biasanya tanaman ini hanya diperbolehkan untuk kalangan bangsawan dan orang yang berkedudukan tinggi di pengadilan. Jika masyarakat umum ditemukan memiliki bahkan sedikit saja minyak ini, mereka akan dihukum mati.
Lukisan-lukisan dinding di Mesir dan objek-objek yang merepresentasikan mawar telah ditemukan di makam-makam yang berkisar pada  abad ke-5  di masa Cleopatra. Cleopatra  mempunyai kegemaran dengan  segala sesuatu yang berasal dari Roma, salah satunya adalah mawar-mawar.Bunga mawar pertama yang datang ke Roma berasal dari Yunani beberapa decade sebelumnya.
Selama perayaaan pesta di Yunani, muda-mudi memakai mawar sebagai mahkota, ketika mereka menari, mereka bertelanjanga di bawah  bayangan kuil hymen untuk mensimbolkan keluguan  pada masa muda. Selama berlangsungnya pertunjukkan untuk umum itu, seluruh jalan-jalan di Roma dihiasi dengan rangkaian mawar.
Orang-Orang Roma juga percaya, dengan menghiasai makam mereka dengan mawar, mereka akan merasakan kepergian ruh dengan damai; dan  keinginan istimewa bagi mereka  adalah memiliki kebun mawar  yang senantiasa menyediakan  bunga-bunga bagi orang-orang yang berziarah di kuburan mereka.
Raja ke-5 kekaisaran Roma, Nero juga begitu tergila-gila pada mawar. Selama pesta makan malam, ruangan dipenuhi rangkaian bunga mawar, menjuntai dari atap  gedung perayaan. Tercatat bahwa beberapa pesta makan malam sebenarnya berakhir dengan mabuk, dan sering mereka tertimbun serta tidak bisa bernafas dalam rimbunan mawar.  Tulisan-tulisan Seneca dan filsuf lain tentang   mawar menyatakan bahwa mawar adalah  sesuatu yang lembut, suci. Tulisan-tulisan itu untuk melawan penggunaan mawar yang berlebih-lebihan  dalam  kalangan Kristen awal yang melihat mawar sebagai symbol Paganisme, pesta pora dan nafsu. Tertullian menulis di keseluruhan volumenya, untuk melawan bunga dan sekitar tahun 202 A.D.Clement dari Alexandra melarang umat Kristen mencintai diri mereka sendiri dengan mawar. Nampaknya kalangan Kristen awal tidak memperhatikan  larangan tentang mawar dan mereka terus menanam bunga ini bahkan membawa bunga-bunga ini ke gereja pada beberapa perayaan.
Perlahan-lahan gereja pun menyadari, bahwa lebih baik menyerap beberapa aspek paganisme dengan mengubah  tradisi mereka ke dalam symbol-simbol Kristen walaupun secara sederhana menolak seluruh ajaran mereka. Dalam serangkaian doa, perawan Maria disebut sebagai Rosa Mistika dan dalam banyak himne, ia dimasukkan sebagai “mawar tanpa mahkota”. Jauh sebelum Paus Leo IX akhirnya mentasbihkan mawar pada abad 11, bunga ini mempunyai status yang tinggi sebagai tanaman penghias di kalangan istana raja-raja.. Raja Childebert I mempunyai perkebunan tanaman mawar bagi ratu di Paris. Sedangkan Charlemagne memesan pembudidayaan mawar di dalam kastil tempat ia sering menyelenggarakan pertemuan dengan tamu-tamunya. Akhirnya setelah Leo IX terpilih sebagai Paus tahun 1084 ia melembagakan perayaan Mawar Emas. Mawar Emas dikirim ke kerajaan  sebagai tanda mata.
Selama zaman kegelapan, keberadaan mawar dipindahkan di biara. Ada peraturan bahwa minimal satu biarawan  harus benar-benar mengenal botani dan hapal dengan nilai-nilai pengobatan dan penyembuhan yang berasal dari tumbuhan. Tercatat bahwa sekembalinya dari Perang Salib ke tujuh, Thibaut IV, Bangsawan Brie, Champagne dan Raja Navarre (1201-1253) membawakan untuk  istri-istri mereka hadiah mawar dari semak-semak Siria.Selama tahun-tahun itu diikuti pembudidayaan mawatr yang merupakan hak prerogative Perancis dan khususnya kota Rouen.
    Mawar menjadi symbol yang penting. Selama “Perang mawar” antara  dua istana, The Houseb of York disimbolisasi dengan mawar putih, sedang House of Lancaster dengan mawar merah. Empress Josphine dari Perancis mulai mengoleksi mawar di  Malmaison tahun 1804. Dalam 10 tahun yaitu 1814, kebunnya berisi setiap spesies mawar yang kemudian hingga dikenal saat ini. Tahun 1829 kebunnya berisi 2562 mawar yang berbeda. Kegemaran terhadap mawar ini menyebar dari Perancis ke kepulauan Inggis, melalui Eropa Barat ke Amerika dan Australia.



No comments:

Post a Comment